“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
-Bob Talbert-
Pendidikan yang saya fahami adalah sebuah proses yang terus menerus harus dilalui oleh seseorang. Hakikat pendidikan itu sendiri sama hal nya dengan belajar. Kita akan melaluinya sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Pendidikan dalam arti sebuah proses pendewasan diri bukan hanya pendidikan formal.
Seperti yang telah disampaikan oleh bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara (KHD), bahwa Maksud Pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat (KHD, 1936: 1). Dalam proses pencapaiannya, guru sebagai pemimpin pembelajaran akan menemui banyak sekali kesempatan untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan siswa. Secara umum, Ada 4 paradigma terkait keputusan yang akan diambil yaitu:
1. Paradigma Individu lawan Masyarakat
2. Paradigma rasa keadilan lawan rasa kasihan
3. Paradigma Kebenaran lawan kesetiaan, dan
4. Paradigma jangka pendek lawan jangka panjang
Selain itu, filosofi Pratap Triloka KHD (Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso dan tut wuri handayani) juga harus digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Harapannya keputusan yang kita ambil bisa dipertanggungjawabkan minimal secara moril walaupun tidak dapat dipungkiri nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita akan juga sangat mempengaruhi.
Ada tiga prinsip pengambilan keputusan yang sering melandasi seseorang dalam mengambil keputusan, diantaranya adalah prinsip berfikir berbasis hasil akhir, prinsip berfikir berdasarkan aturan dan prinsip berdasar rasa kasihan (moral).
Proses pengambilan keputusan yang telah melalui sebuah proses panjang dengan semua pertimbangan yang ada insyaaAllah akan berdampak pada perbaikan kualitas pendidikan itu sendiri. Salah satu prosedur pengambilan keputusan dan menguji keputusan yang sudah saya pelajari pada modul pendidikan guru penggerak ini adalah mulai dari mengidentifikasi atau mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam sebuah situasi (opsi keputusan dari masalah atau dilema yang dihadapi), lalu Menentukan siapa saja yang terlibat dalam situasi ini, Mengumulkan data berupa fakta-fakta yang relevan, melakukan pengujian benar atau salah, mengujinya kembali dengan paradigma benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi, Investigasi Opsi Trilema, membuat keputusan dan meninjau kembali keputusan serta merefleksikannya.
Dampak mempelajari modul ini terhadap diri saya sebagai pemimpin pembelajaran cukup signifikan saya merasa lebih faham dan mengetahui alur ideal dalam sebuah pengambilan keputusan. Saya merasa bahwa mempelajari modul ini sangat penting karena materinya sangat relevan dengan kondisi di lapangan. Ada hal diluar dugaan ketika saya mampu melakukan pengambilan keputusan dan mengujinya dengan 9 langkah pengambilan keputusan yang sudah saya pelajari. Sembilan langkah pengambilan atau pengujian keputusan yang saya pelajari dalam modul ini,
Selain konsep-konsep diatas, saya juga mempelajari konsep pengambilan keputusan (decision making) yang saya pelajari secara mandiri dari berbagai sumber. Materi pada modul ini memberi stimulan tersendiri pada diri saya untuk belajar lebih banyak.
Sepakat. Belajar adalah sebuah proses dan semoga kita semakin bijak dalam mengambil keputusan
BalasHapus