Penerapan Budaya Positif di SMPN 2 Lahat Selatan
Secara umum proses pembelajaran di kelas yang saya lakukan selama ini memang sudah mulai menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa, misalnya dalam segi memilih metode pembelajaran yang digunakan, saya sesuaikan dengan karakteristik siswa saya. Begitu juga dengan sekolah saya, SMPN 2 Lahat Selatan. Di sekolah, kami memberikan layanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan siswa. Contohnya, saat penerimaan siswa baru (PSB) kami menerima semua siswa yang mau masuk ke sekolah kami tanpa syarat atau tes akademik terlebih dahulu, hal ini dilakukan dengan salah satu pertimbangan bahwa semua siswa/murid memiliki hak yang sama untuk menempuh pendidikan di sekolah yang mereka inginkan. Semua nilai dan peran guru sebagai penunjang untuk mengapai visi sekolah yang juga bagian dari visi kemendikbud: Menciptakan Profil Pelajar Pancasila, kami usahakan agar optimal dilakukan. Salah satu pengoptimalan peran ini adalah dengan membangun budaya positif di sekolah.
Budaya positif adalah nilai-nilai bersama, sistem kepercayaan, sikap dan seperangkat asumsi yang dibagikan oleh orang-orang di tempat kerja. Budaya Positif di sekolah kami sudah mulai dijalankan misalnya, Budaya 3S (Senyum, Sapa, Salam), budaya baca dengan membuat pojok-pojok baca di dalam kelas dan sebagainya. Namun dalam membangun budaya positif dengan pendekatan disiplin positif belum optimal saya dan rekan kerja lakukan. Misalnya saja dari segi kesepakatan dalam pembelajaran. Diawal tahun ajaran, saya dan beberapa teman memang sudah menerapkan kesepakatan kelas, tetapi kesepakatan yang dibuat lebih cenderung aturan yang berasal dari sekolah ataupun guru, bukan dari siswa. Hal inilah yang melatarbelakangi mengapa saya memilih membuat kesepakatan kelas sebagai salah satu aksi nyata saya dalam membangun budaya positif di sekolah.
B. Deskripsi Aksi Nyata
Aksi Nyata yang dilakukan dalam upaya penerapan budaya positif sekolah ini berupa pembuatan kesepakatan kelas yang berpusat pada siswa. Tahap awalnya, kesepakatan kelas ini saya terapkan di kelas saya sendiri. Kesepakatan kelas ini saya buat bersama-sama siswa saya. Berikut link video kesepakatan kelas yang saya buat dengan siswa saya Link video kesepakatan kelas
C. Hasil dari Aksi Nyata yang dilakukan
Dalam penerapannya, aksi nyata ini diharapkan nantinya dapat diterapkan di kelas lain, dan pada akhirnya menjadi budaya di sekolah yang menunjang tercapainya visi sekolah. Adapun linimasa dalam pelaksanaannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 1. Linimasa tindakan
D. Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan
Banyak hal yang saya dapatkan dalam proses pelaksanaan aksinyata ini, diantaranya adalah saya mendapat pengetahuan baru mulai dari konsep budaya sekolah itu sendiri, maupun ilmu penunjang berupa aplikasi apa yang bisa saya gunakan dalam proses penyempurnaan program; pembelajaran lainnya adalah pengalaman mengajar dengan suasana yang berbeda, siswa yang diajak untuk membuat kesepakatan diawal atas dasar kesadaran dari dalam diri atau membangun motif intrinsik membuat proses pembelajaran terasa berbeda meskipun secara empirik belum bisa dikatakan hasil belajarnya akan jauh lebih berhasil tapi paling tidak mereka telah mulai belajar atas dasar kesadaran yang datang dari diri sendiri. Harapannya, motivasi ini akan terinternalisasi dalam diri siswa dan bisa diimplikasikan dalam proses belajar selanjutnya.
ada catatan penting pada saat pelaksanaan aksi nyata ini, pada awal pembuatan kesepakatan, siswa saya cenderung belum berani mengungkapkan pendapat mereka hanya beberapa orang yang terlibat aktif. Saya membangun keinginan berpartisipasi mereka lumayan butuh proses...didekati satu persatu, "'dipancing"" dulu baru pada akhirnya mereka mau berpartisipasi.
E. Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di Masa mendatang
Rencana perbaikan di masa mendatang dikaitkan dengan hasil refleksi dari penerapan kesepakatan kelas yang sudah dibuat, namum secara umum bisa dikatakan bahwa sebuah program direfleksikan untuk meminimalisir kekurangan dan mengoptimalkan kelebihan, bahkan dalam penerapannya kelemahan tidak perlu menjadi fokus...
F. Dokumentasi Proses dan Hasil Pelaksanaan
Oke punya bu marleny
BalasHapusTerima kasih bu liska. Punya ibu juga oks bgt🙂
BalasHapus